LAPORAN
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
FOLIUM
(DAUN)
Disusun oleh :
Asep pranata
Kelas
: B3 Kelompok
Dosen
Pembimbing :
1.
Luky
Dharmayanti, S.Farm.Apt
2.
Linda
Rahmayanti, A.Md.Far
AKADEMI
FARMASI AL-FATAH BENGKULU
T.A.
2013/2014
TINJAUAN
PUSTAKA
DAUN
(FOLIUM)
A.
PENGERTIAN
SIMPLISIA
SIMPLISIA, adalah bahan
alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun
juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan
BAHAN
ALAMIAH :
1. BAHAN NABATI, FLORA, TUMBUHAN.
2. BAHAN HEWANI, FAUNA.
3. BAHAN MINERAL.
1. BAHAN NABATI
Berupa tanaman utuh, bagian tanaman
atau eksudat
EKSUDAT, isi sel yang
secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari
selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari
tanaman.
2.
BAHAN HEWANI
Berupa hewan utuh,
bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa
zat kimia murni.
3.
BAHAN MINERAL
Berupa mineral yang
belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia
murni.
SUMBER
SIMPLSIA
1.
TUMBUHAN LIAR
- Kerugian:
a. umur dan bagian tanaman
b. jenis (species)
c. lingkungan tempat tumbuh
- Keuntungan :
ekonomis
2. TANAMAN BUDIDAYA (tumpangsari, TOGA,
perkebunan)
- Keuntungan :
a. bibit unggul
b. pengolahan pascapanen
c. tempat tumbuh
- Kerugian :
a. tanaman man
b. residu pestisida
SYARAT SIMPLISIA NABATI/HEWANI
1. Harus bebas
serangga, fragmen hewan, kotoran hewan
2. Tidak boleh menyimpang
dari bau, warna
3. Tidak boleh
mengandung lendir, cendawan, menun jukkan tanda-tanda pengotoran lain
4. Tidak boleh
mengandung bahan lain yang beracun atau berbahaya
5. Kadar abu yang tidak
larut dalam asam maksimal 2%
PELIKAN : Harus bebas
dari pengotoran tanah, batu, hewan, fragmen hewan dan bahan asing lainnya
Pembuatan simplisia secara umum
dapat menggunakan cara-cara sebagai berikut:
1. Pengeringan
2. Fermentasi
3. Proses
khusus (penyulingan, pengentalan eksudat dll)
4. Dengan
bantuan air (misalnya pada pembuatan pati)
Adapun tahapan – tahapan pembuatan
simplisia secara garis besar adalah:
1. Pengumpulan bahan baku
Kadar senyawa aktif dalam suatu
simplisia berbeda-beda antara lain tergantung pada:
· Bagian
tanaman yang digunakan
· Umur
tanaman atau bagian tanaman pada saat panen
· Waktu
panen
· Lingkungan
tempat tumbuh
2. Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan untuk
memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia.
Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat, bahan-bahan
asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak serta
pengotor-pengotor lainnya harus dibuang
3. Pencucian
Pencucian dilakukan untuk
menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang melekat pada
bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih yang mengali
4. Perajangan
Beberapa jenis bahna simplisia
tertentu ada yang memerlukan proses perajangan. Perajangan bahan simplisia
dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan.
5. Pengeringan
Tujuan pengeringan adalah untuk
mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam
waktu lama
6. Sortasi kering
Tujuan sortasi untuk memisahkan
benda-benda asing dan pengotor-pengotor lain yang masih ada dan tertinggal pada
simplisia kering.
7. Pengepakan dan penyimpanan
Simplisia dapat rusak, mundur atau
berubah mutunya karena faktor luar dan dalam, antara lain cahaya, oksigen,
reaksi kimia intern, dehidrasi, penyerapan air, pengotoran, serangga dan kapang
PENGERTIAN DAUN (FOLIUM)
Daun merupakan salah satu
organtumbuhan yang tumbuh dari ranting,
umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis. Daun merupakan organ
terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah
organisme autotrof obligat, ia harus memasok
kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya matahari menjadi
energi kimia.
Ø Morfologi
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya
berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan
sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan
variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa
meruncing panjang.
Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri
(misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan
fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun
tumbuhan sukulen
atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ
penyimpan air.
Warna hijau pada daun
berasal dari kandungan klorofil pada daun.
Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan
dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam
fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil
(berwarna kuning), dan antosianin (berwarna
merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan
klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat
dengan jelas pada daun yang gugur).
Ø Fungsi Daun :
- Sebagai alat pengambilan zat-zat makanan (resorbsi)
- Sebagai alat pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
- Penguapan air (transpirasi)
Ø Pernafasan (respirasi)
Di daun terdapat
stomata yang befungsi sebagai organ respirasi
- Tempat terjadinya transpirasi.
- Tempat terjadinya gutasi.
- Alat perkembangbiakkan vegetatif.
Ø Diagram anatomi bagian dalam daun.
· Epidermis
Epidermis
pada daun merupakan lapisan sel hidup terluar. Jaringan ini terbagi menjadi epidermis atas dan epidermis bawah, berfungsi melindungi
jaringan yang terdapat di bawahnya.
· Jaringan mesofil
Jaringan Tiang, jaringan ini mengandung
banyak kloroplas yang berfungsi dalam proses pembuatan makanan. Salah satu
ciri-ciri jaringan ini adalah Sel-sel berbentuk silinder, dan tersusun rapat
· Jaringan bunga karang
Disebut juga jaringan spons karena lebih berongga bila dibandingkan dengan
jaringan palisade, berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
· Berkas pembuluh angkut
Terdiri dari xilem
atau pembuluh kayu dan floem
atau pembuluh tapis, pada
tumbuhan dikotil keduanya dipisahkan oleh kambium.
Pada akar, Xilem berfungsi mengangkut air
dan mineral menuju daun. Pada batang, xilem berfungsi sebagai sponsor penegak
tumbuhan
Floem berfungsi mengedarkan hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan
· Stomata
Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organrespirasi. Stoma mengambil CO2
dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2
sebagai hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita dimana stoma mengambil CO2
dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2
dan mengeluarkan CO2. Stoma terletak di epidermis bawah. Selain
stoma, tumbuhan tingkat tinggi juga bernapas melalui lentisel
yang terletak pada batang.
DAUN JAMBU BIJI (Psidium gujava L)
- ASAL TUMBUHAN
Jambu
biji berasal dari tanaman tropis yang berasal dari Brasil, disebarkan ke Indonesia melalui Thailand
- MONOGRAFI
Jambu
batu (Psidium
guajava) atau sering juga disebut jambu
biji, jambu siki dan jambu klutuk
Jambu batu memiliki buah
yang berwarna hijau dengan daging buah berwarna putih atau merah dan berasa
asam-manis. Buah jambu batu dikenal mengandung banyak vitamin C.
Beberapa macam/kultivar jambu biji
dikenal di Indonesia, sebagian dikenal sejak lama, sebagian merupakan introduksi
dari negara lain.
Jambu Biji Kristal Taiwan
Jambu Biji Kristal merupakan mutasi dari residu Muangthai
Pak, ditemukan pada tahun 1991 di District Kao Shiung -Taiwan. Diperkenalkan di
Indonesia pada tahun 1991 oleh Misi Teknik Taiwan. Jambu Kristal sebetulnya
tidak benar-benar nirbiji, jumlah bijinya kurang dari 3% bagian buah, sepintas
Jambu Biji Kristal hampir tidak berbiji.
Jambu tanjung barat memiliki dua varian: berdaging buah
putih dan merah. Yang berdaging putih, dikenal sebagai jambu 'susu putih',
lebih digemari karena rasanya manis, daging buahnya agak tebal, dan teksturnya
lembut. Yang berdaging buah merah kurang disukai karena buahnya cepat membusuk
dan rasanya kurang manis. Kulit buahnya tipis berwarna hijau kekuningan bila
masak. Bentuk buahnya agak lonjong dengan bagian ujung membulat, sedangkan
bagian pangkal meruncing. Jambu tanjung barat ini lebih dikenal sebagai jambu
pasarminggu dan merupakan ras lokal.
Jambu biji getas merah adalah varian jambu biji yang
berdaging hijau sampai kekuning kuningan dan berisi merah muda. Jambu ini beda
dengan jambu pasar minggu, jambu ini bentuknya agak meonjong dan rasanya kurang
manis, tetapi jambu ini memiliki hasiat yang baik karena mengandung Tanin,
quersetin, glikosida quersetin, flavonoid, minyak atsiri, asam ursolat, asam
psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin yang
lebih banyak. kelebihannya lagi jambu getas merah ini tidak mengenal musim, dan
selalu berbuah setiap saat dan dan kebanyakan kikembangbiakkan dengan
pencangkokan. jambu ini sudah banyak di budidayakan di daerah Kendal, asalnya
dari Pageruyung Kendal.
Jambu biji australia diintroduksi dari Australia.
Kekhasannya adalah daunnya berwarna merah keunguan. Walaupun buahnya dapat
dimakan, biasanya orang menanam di pekarangan lebih sebagai tanaman hias.
Buahnya manis bila sudah masak, tetapi tawar bila belum matang.
Kata "sukun" berarti "tidak berbiji".
Jambu varietas unggul ini memang tidak memiliki biji; kalaupun ada hanya 2-3
biji. Daging buahnya putih kekuningan dengan rasa manis agak asam. Teksturnya
agak keras, renyah, dan beraroma wangi. Bentuk buahnya mirip apel, dengan
ukuran panjang antara 4-5 cm. Kulit buahnya bila matang berwarna hijau
keputihan. Jambu sukun dapat berproduksi terus menerus sepanjang tahun,
meskipun relatif sedikit dan buahnya berukuran kecil. Namun demikian, jenis
jambu ini relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Namun ternyata
jambu sukun jika pohonnya ditanaman dan berbuah didekat jambu biji maka akan
cenderung berbiji kembali berbeda dengan jambu kristal.
Jambu bangkok merupakan sebutan untuk jambu biji dengan buah
yang besar. Beberapa memang diintroduksi dari Thailand.
Salah satunya adalah 'jambu sari'. Bentuk buahnya bulat sempurna dengan garis
tengah sekitar 10cm. Ukuran buah mentahnya lebih besar daripada ketika matang.
Merupakan mutasi dari residu Muangthai Pak,ditemukan pada
tahun 1991 di District Kao Shiung-Taiwan.
Jambu Kristal diperkenalkan di
Indonesia pada tahun 1991 oleh Misi Teknik Taiwan. Jambu Kristal sebetulnya
tidak benar–benar tanpa biji tetapi jumlah bijinya kurang dari 3 persen bagian
buah. Selain jumlah bijinya nyaris nol, rasa buahnya pun manis, tekstur buahnya
lembut tetapi renyah. Sebelum Jambu Kristal diperkenalkan di Indonesia sudah
terlebih dahulu ditemukan jenis jambu tanpa biji lainnya yaitu jambu sukun. Kelompok
tani jambu kristal yang berada di desa Cikarawang melalui pembinaan Institut
Pertanian Bogor mengembangkan jenis jambu ini dan
menganalisis prospek bisnisnya.
PERBANYAKAN
Buah jambu biji dijual di keranjang (bongsang)
Jambu dapat diperbanyak dengan biji.
Namun demikian, perbanyakan dengan cara ini tidak disukai karena tumbuhannya
lama menjadi dewasa dan juga akan berubah sifat dari induknya. Perbanyakan yang
sekarang dilakukan adalah secara vegetatif, khususnya dengan cara pencangkokan
KEGUNAAN NON-PANGAN
Daun jambu biji dikenal sebagai bahan obat
tradisional untuk batuk dan diare.
Jus jambu biji "bangkok" juga dianggap berkasiat untuk membantu
penyembuhan penderita demam berdarah
dengue. Daun jambu biji sudah dikenal sejak dahulu sebagai pencegah
dan mengurangi diare. 3 helai jambu biji direbus dengan 2 gelas air putih lalu
direbus,lalu disaring dan diminumkan pada orang yang terkena diare.
MANFAAT KONSUMSI
Buah jambu biji mengandung banyak vitamin dan serat, sehingga sangat cocok sekali dikonsumsi untuk menjaga kesehatan. Warna daging jambu biji yang merah mengidikasikan jambu biji kaya akan vitamin A untuk kesehatan mata dan antioksidan. Buah jambu biji sangat cocok sekali dikonsumsi di siang hari karena buahnya yang segar dan mendinginkan badan.
HAMA DAN PENYAKIT JAMBU BIJI
Organisme pengganggu tanaman (OPT) yang ditemukan pada
pertanaman jambu biji adalah tungau (Acarina: Tetranychidae dan Mycobatidae),
Valanga spp., Helopeltis sp., kepik penghisap pucuk (Hemiptera: Coreidae dan
Tessaratomidae), Lawana candida, kutukebul (Hemiptera: Aleyrodidae)[1],
Aphis gossypii, Icerya seychellarum, Coccus viridis, kututempurung hitam,
Aspidiotus destructor, kutu perisai spesies 1, kutu putih (Hemiptera:
Pseudococcidae), kumbang moncong (Coleoptera: Curculionidae), kumbang penggerek
buah (Coleoptera: Nitidulidae), Bactrocera carambolae, ulat pucuk
(Lepidoptera), ulat penggulung daun (Lepidoptera), Trabala spp., ulat api (Lepidoptera:
Limacodidae), ulat penggerek batang (Lepidoptera: Metarbelidae), ulat kantung
(Lepidoptera: Psychidae), ulat penggerek buah (Lepidoptera: Pyralidae), dan
Attacus atlas. OPT yang berpotensi sebagai hama penting yang menyebabkan
kerugian secara langsung adalah lalat buah, ulat pucuk, kumbang penggerek buah,
kutu putih [2],
dan ulat penggerek buah. Namun OPT lainnya seperti Helopeltis sp., hama menusuk
menghisap lain, dan hama menggigit-mengunyah juga berpotensi sebagai penyebab
kehilangan hasil karena berpotensi dapat menyebarkan inokulum patogen di
pertanaman. [3]
Penyakit yang ditemukan adalah penyakit antraknosa, bercak
daun kelabu dan kanker buah Pestalotia, karat merah, busuk buah Botryodiplodia,
penyakit layu, embun jelaga, bercak merah daun, dan kerusakan fisik mekanis
pada buah. Budidaya yang dilakukan oleh petani di Rancabungur masih beragam.
Pemupukan dan aplikasi pestisida yang dilakukan bergantung pada keadaan ekonomi
petani. Pembungkusan buah merupakan salah satu pengelolaan hama dan penyakit
yang intensif dilakukan oleh petani terutama untuk mencegah serangan hama lalat
buah.[4]
C.
CARA
PANEN
Cara pemanenan yang
terbaik adalah dipetik beserta tangkainya, yang sudah matang (hanya yang sudah
masak) sekaligus melakukan pemangkasan pohon agar tidak menjadi rusak, waktunya
setelah 4 bulan umur buah kemudian dimasukkan ke dalam keranjang yang dibawa
oleh pemetik dan setelah penuh diturunkan dengan tali yang telah disiapkan
sebelumnya, hingga pemanenan selesai dilakukan. Pemangkasan dilakukan sekaligus
panen supaya dapat bertunas kembali dengan baik dengan harapan dapat cepat
berbuah kembali
Periode panen :
Periode pemanenan
setelah buah jambu biji dilakukan pembatasan buah dalam satu rantingnya kurang
lebih 2-3 buah, hal ini dimaksudkan agar buah dapat berkembang besar dan
merata. Dengan sistem ini diharapkan pemanenan buah dapat dilakukan dua kali
dalam setahun (6 bulan) atau sekitar 2-3 bulan setelah berbuah, dengan dicari
buah yang masak, dan yang belum masak supaya ditinggal dan kemudian dipanen
kembali, catatan apabila buah sudah masak tetapi tidak dipetik maka akan
berakibat datangnya binatang pemakan buah seperti kalong, tupai dll
ALAT
DAN BAHAN
ALAT
:
·
Mikroskop
(Mikroskop Cahaya)
·
Spatel
·
Objek
Glass
·
Deg
Glass
·
Tisue
·
Pipet
tetes
BAHAN
:
· Alkohol
· Klorahidrat
· Sampel Simplisia
OBJEK YANG DIAMATI
·
Daun jambu Biji (Psidium guajava L)
HASIL
1.
NAMA
OBJEK PENGAMATAN : DAUN JAMBU BIJI
Nama
Simplisia : Psidi folium
Tanaman
asal : Psidium guajava L
Divisi : magnoliophyta
Sub
divisi : Spematophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili :Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L
Kandungan : Flavonoid, polifenol, keraton, tanin
Khasiat : Anti infalamasi, anti
mutagonik, anti mikroba dan analgetik
Makroskopis : Daun tunggal bertangkai pendek, panjang
0,5-1 cm, helai daun berbentuk bundar agak melonjong, bulat memanjang, panjang
5-13 cm, lebar 3-6 cm
Mikroskopis : Epidermis terdiri atas 1 lapisan sel
pipa bentuk polgon, dinding anti klinal, bentuk tangan diagonal dan terdapat
stomata.
Literatur : Material medical indonesia (MMI)
Literatur gambar
Material Medical Indonesia (MMI) Hal 93
Hasil
Mikroskopis
Perbesaran 10x40
Mesofil Bagian Bawah
Rambut Penutup
Epidermis Bawah dengan Stomata
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1989, Materia Medika
Indonesia Jilid V.VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Dharmayanti, Luky. Linda Rahmayanti. 2013. PETUNJUK
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI 1. Laboratorium Farmakognosi Akademi Farmasi Al-Fatah.
Bengkulu
DAUN
TEH (Camelia sinensis L)
- ASAL TUMBUHAN
Negeri Cina
menjadi tempat lahirnya teh, disanalah pohon teh Cina (Camellia sinensis)
ditemukan dan berasal. Tepatnya di provisnsi Yunnan, bagian barat daya Cina.
Iklim wilayah itu tropis dan sub-tropis, dimana daerah tersebut memang secara
keseluruhan adalah hutan jaman purba. Daerah demikian, yang hangat dan lembab
menjadi tempat yang sangat cocok bagi tanaman teh, bahkan ada teh liar yang
berumur 2,700 tahun dan selebihnya tanaman teh yang ditanam yang mencapai usia
800 tahun ditemukan ditempat ini.
Legenda menjadi bentuk dokumentasi
yang paling tua, dimana diceritakan bahwa Shennong yang menjadi cikal bakal
pertanian dan ramuan obat - obatan, juga yang menjadi penemu teh. Dikatakan
dalam bukunya bahwa ia secara langsung mencoba banyak ramuan herbal dan
menggunakan teh sebagai obat pemunah bila ia terkena racun dari ramuan yang
dicoba. Hidupnya berakhir karena ia meminum ramuan yang beracun dan tidak
sempat meminum teh pemunah racun menyebabkan organ dalam tubuhnya meradang.
Teh Cina pada awalnya memang
digunakan untuk bahan obat – obatan (Abad ke-8 SM), itupun sudah berumur ribuan
tahun riwayatnya. Orang – orang Cina pada waktu itu mengunyah teh (770 SM – 476
SM) mereka menikmati rasa yang menyenangkan dari sari daun teh. Teh juga sering
kali dipadukan dengan ragam jenis makanan dan racikan sop.
Pada jaman pemerintahan dinasti Han
(221 SM – 8 M), teh mulai diolah dengan pemrosesan yang terbilang sederhana,
dibentuk membulat, dikeringkan dan disimpan, teh mulai dijadikan sebagai
minuman, teh diseduh dan dikombinasikan dengan ramuan lain (misalnya :
jahe) dan kebiasaan ini melekat kuat dengan kebudayaan masyarakat Cina. Lebih
jauh lagi, teh kemudian digunakan sebagai tradisi dalam menjamu para tamu.
Setelah jaman Dinasti Ming, banyak ragam jenis teh kemudian ditemukan dan
ditambahkan, teh yang populer nantinya ini banyak dikembangkan di daerah Canton
(Guangdong) dan Fukien (Fujian).
Konsumsi budaya Cina akan kebiasaan
minum teh pun menyebar, bahkan melekat erat pada setiap lapisan masyarakat.Pada
tahun 800 M., Lu Yu menulis buku yang mendefiniskan tentang teh, dengan judul
Ch'a Ching. Lu Yu adalah seorang anak yatim yang dibesarkan oleh cendekiawan
Pendeta Budha di salah satu Biara terbaik di Cina. Sebagai seorang pemuda,
diapun acap kali melawan disiplin pendidikan kependetaan yang kemudian
membuatnya memiliki daya pengamatan yang baik, performasinya pun meningkat dari
tahun ke tahun, meskipun demikian, ia merasa hidupnya hampa dan tidak bermakna.
Setelah setengah perjalan hidupnya,
ia pensiun selama 5 tahun untuk mengasingkan diri. Dengan riwayat hidup dan
perjalanan yang pernah disinggahinya, ia mengkondisikan beragam metode dalam
bertanam dan mengelola teh jaman Cina Purba.
Perjalanan Teh ke Jepang
Ternyata Pengaruh Teh Cina menulari Jepang,
konsumsi teh menyebar melalui kebudayaan Cina yang akhirnya menjangkau setiap
aspek masyarakat. Bibit teh dibawa ke Jepang oleh seorang pendeta Budha bernama
Yeisei yang melihat bahwa teh Cina mampu meningkatkan konsentrasi saat
bermeditasi. Ia dikenal sebagai Bapak Teh di Jepang, karena asal muasal inilah,
teh Jepang erat kaitannya dengan Zen Buddhism. Teh diminati pula dalam
kekaisaran Jepang, yang kemudian menyebar dengan cepat di kalangan istana dam
masyarakat Jepang.
Teh bahkan menjadi budaya dan bagian
dari seni yang dituangkan dalam Japanese Tea Ceremony (Cha-no-yu atau air panas
untuk teh). Upacara ini membutuhkan latihan yang panjang, bahkan hingga
bertahun – tahun. Performasi dari Cha-no-yu adalah menjungjung tinggi
kesempurnaan, kesopanan, pesona dan keanggunan.
Perjalanan Teh ke Negeri Barat
Budaya mengkonsumsi teh yang sudah
dilakukan di Cina dan Jepang ternyata menjadi buah bibir di Eropa. Kelompok kafilah
bahkan mendengar bagaimana orang – orang mengkonsumsi teh, dan mendapatkan
informasi yang samar, lucunya mereka mendengar bahwa teh di seduh, digarami,
diberi mentega dan kemudian dimakan. Orang Eropa yang secara personal menemukan
teh dan kemudian menulis tentangnya adalah Jesuit
Father Jasper de Cruz pada tahun 1560.
Portugis
menjalin hubungan dagang dengan Cina,
mengembangkan jalur dagang dengan mengkapalkan teh ke Lisbon
dan kemudian kapal – kapal Belanda berangkat ke Perancis, Negeri Belanda dan baltik,
teh kemudian semakin populer ke belahan dunia barat.
Teh singgah di Eropa pada jaman
Elizabeth I,dan kemudian tren dalam kerajaan Belanda. Teh menjadi minuman yang
mahal pada waktu itu (lebih dari $100 per pound-nya), sehingga para pedagang
teh mendapatkan kemakmuran darinya. Masyarakat Belanda sangat menggemari teh,
dan konsumsi teh pun meningkat pesat, meskipun demikian banyak yang
mempertanyakan manfaat teh,dan berbagai dampak negatif lainnya. Apapun itu,
masyarakat pada umunya tidak lagi mempermasalahkan/terpengaruh dan kembali
menikmati minuman teh ini. Teh menjadi bagian dari masyarakat di Eropa, dan
ragam kombinasi konsumsi teh pun dicoba, seperti mencampurkan teh dengan susu.
Pada masa itupun layanan teh disajikan pertama kali di restoran. Kedai minuman
pun memberikan perkakas teh portabel lengkap disertai alat pemanasnya.
Teh pun sangat populer di Perancis,
tetapi tidak berlangsung lama (kurang lebih lima belas tahun), dan kemudian
digantikan popularitasnya dengan minuman yang memiliki daya tarik yang lebih
kuat seperti anggur,
kopi,
dan cokelat.
Teh di Amerika dan Inggris
Pada tahun 1650, orang – orang
Belanda sangat aktif dalam perdagangan sampai pada dunia Barat. Peter Stuyvesant
yang membawa teh Cina ke Amerika pertama kali untuk koloninya (tempat itu kenal
sebagai: New York
sampai sekarang).
Teh pertmana kali tiba di Inggris
sekitar tahun 1650-an, setelahnya teh menjadi minuman yang sangat populer
bahkan dapat dikatakan sebagai minuman nasional masyarakat Inggris.
B.
MONOGRAFI
Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi
yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau
tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh
yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.
Istilah "teh" juga digunakan
untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang
diseduh, misalnya, teh rosehip,
camomile,
krisan dan Jiaogulan.
Teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh herbal.
Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin
dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Teh bila
diminum terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh.
Teh bunga dengan campuran kuncup bunga melati yang disebut teh melati atau teh wangi melati merupakan
jenis teh yang paling populer di Indonesia[1].
Konsumsi teh di Indonesia sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun masih jauh
di bawah negara-negara lain di dunia, walaupun Indonesia merupakan negara
penghasil teh terbesar nomor lima di dunia.[2]
Pengolahan teh dan pengelompokan
Teh dikelompokan berdasarkan cara
pengolahan. Daun teh Camellia sinensis segera layu dan mengalami oksidasi
kalau tidak segera dikeringkan setelah dipetik. Proses pengeringan membuat daun
menjadi berwarna gelap, karena terjadi pemecahan klorofil
dan terlepasnya unsur tanin.
Proses selanjutnya berupa pemanasan basah dengan uap panas agar kandungan air
pada daun menguap dan proses oksidasi bisa dihentikan pada tahap yang sudah
ditentukan.
Pengolahan daun teh sering disebut
sebagai "fermentasi" walaupun sebenarnya penggunaan istilah ini tidak
tepat. Pemrosesan teh tidak menggunakan ragi
dan tidak ada etanol
yang dihasilkan seperti layaknya proses fermentasi
yang sebenarnya. Pengolahan teh yang tidak benar memang bisa menyebabkan teh
ditumbuhi jamur
yang mengakibatkan terjadinya proses fermentasi. Teh yang sudah mengalami
fermentasi dengan jamur harus dibuang, karena mengandung unsur racun dan unsur
bersifat karsinogenik.
Pengelompokan teh berdasarkan
tingkat oksidasi:
Teh yang dibuat dari pucuk daun yang tidak mengalami proses
oksidasi dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari sinar matahari untuk
menghalangi pembentukan klorofil. Teh putih diproduksi dalam jumlah lebih
sedikit dibandingkan teh jenis lain sehingga harga menjadi lebih mahal. Teh
putih kurang terkenal di luar Tiongkok, walaupun secara perlahan-lahan teh
putih dalam kemasan teh celup juga mulai populer.
Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses
setelah dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses
oksidasi dihentikan dengan pemanasan (cara tradisional Jepang dengan
menggunakan uap atau cara tradisional Tiongkok dengan menggongseng di atas
wajan panas). Teh yang sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk lembaran daun
teh atau digulung rapat berbentuk seperti bola-bola kecil (teh yang disebut gun
powder).
Proses oksidasi dihentikan di tengah-tengah antara teh hijau
dan teh hitam yang biasanya memakan waktu 2-3 hari.
Teh hitam
atau teh merah
Daun teh dibiarkan teroksidasi secara penuh sekitar 2 minggu
hingga 1 bulan. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling umum di Asia Selatan
(India, Sri Langka, Bangladesh) dan sebagian besar negara-negara di Afrika
seperti: Kenya, Burundi, Rwanda, Malawi dan Zimbabwe. Terjemahan harafiah dari
aksara hanzi untuk teh bahasa Tionghoa (红茶)
atau (紅茶) dalam bahasa Jepang adalah
"teh merah" karena air teh sebenarnya berwarna merah. Orang Barat
menyebutnya sebagai "teh hitam" karena daun teh berwarna hitam. Di
Afrika Selatan, "teh merah" adalah sebutan untuk teh rooibos
yang termasuk golongan teh herbal. Teh hitam masih dibagi menjadi 2 jenis:
Ortodoks (teh diolah dengan metode pengolahan tradisional) atau CTC (metode
produksi teh Crush, Tear, Curl
yang berkembang sejak tahun 1932). Teh hitam yang belum diramu (unblended)
dikelompokkan berdasarkan asal perkebunan, tahun produksi, dan periode pemetikan
(awal musim semi, pemetikan kedua, atau musim gugur). Teh jenis Ortodoks dan
CTS masih dibagi-bagi lagi menurut kualitas daun pasca produksi sesuai standar Orange Pekoe.
Pu-erh
(Póu léi dalam bahasa Kantonis)
Teh pu-erh terdiri dari dua jenis: "mentah" dan
"matang." Teh pu-erh yang masih "mentah" bisa langsung digunakan
untuk dibuat teh atau disimpan beberapa waktu hingga "matang". Selama
penyimpanan, teh pu-erh mengalami oksidasi mikrobiologi tahap kedua. Teh pu-erh
"matang" dibuat dari daun teh yang mengalami oksidasi secara
artifisial supaya menyerupai rasa teh pu-erh "mentah" yang telah lama
disimpan dan mengalami proses penuaan alami. Teh pu-erh "matang"
dibuat dengan mengontrol kelembaban dan temperatur daun teh mirip dengan proses
pengomposan.
Teh pu-erh biasanya dijual dalam bentuk padat setelah dipres menjadi seperti
batu bata, piring kecil atau mangkuk. Teh pu-erh dipres agar proses oksidasi
tahap kedua bisa berjalan, karena teh pu-erh yang tidak dipres tidak akan
mengalami proses pematangan. Semakin lama disimpan, aroma teh pu-erh menjadi
semakin enak. Teh pu-erh yang masih "mentah" kadang-kadang disimpan
sampai 30 tahun bahkan 50 tahun supaya matang. Pakar bidang teh dan penggemar
teh belum menemui kesepakatan soal lama penyimpanan yang dianggap optimal.
Penyimpanan selama 10 hingga 15 tahun sering dianggap cukup, walaupun teh
pu-erh bisa saja diminum setelah disimpan kurang dari setahun. Minuman teh
pu-erh dibuat dengan merebus daun teh pu-erh di dalam air mendidih seringkali
hingga lima menit. Orang Tibet
mempunyai kebiasaan minum teh pu-erh yang dicampur dengan mentega dari lemak yak,
gula dan garam.
Teh juga sering dikaitkan dengan
kegunaannya untuk kesehatan. Teh hijau dan teh pu-erh sering digunakan untuk
diet. Orang juga sering menghubung-hubungkan teh dengan keseimbangan yin yang.
Teh hijau cenderung yin, teh hitam cenderung yang, sedangkan teh
oolong dianggap seimbang. Teh pu-erh yang berwarna coklat dianggap mengandung
energi yang dan sering dicampur bunga seruni yang memiliki energi yin
agar seimbang.
RAMUAN TEH
Sebagian besar merek teh yang dijual
di pasaran merupakan hasil ramuan ahli teh yang membuat blend yang unik
untuk merek tersebut dari berbagai daun teh yang berbeda. Rasa enak dari teh
berkualitas tinggi dan berharga mahal biasanya bisa menutupi rasa teh yang
berkualitas rendah, sehingga kualitas teh bisa meningkat dan dapat dijual
dengan harga yang lebih pantas. Teh hasil ramuan juga menjaga agar rasa teh
yang dimiliki merek tertentu tetap stabil sepanjang masa.
Teh melati dibuat dengan mencampur
kuncup melati yang siap mekar. Sebelum dicampur dengan kuncup melati, daun teh
mengalami proses pelembaban agar harum melati dapat menempel pada daun teh.
KOMPOSISI
Teh mengandung sejenis antioksidan
yang bernama katekin.
Pada daun teh segar, kadar katekin bisa mencapai 30% dari berat kering. Teh
hijau dan teh putih mengandung katekin yang tinggi, sedangkan teh hitam
mengandung lebih sedikit katekin karena katekin hilang dalam proses oksidasi.
Teh juga mengandung kafein
(sekitar 3% dari berat kering atau sekitar 40 mg per cangkir), teofilin
dan teobromin
dalam jumlah sedikit.[3]
TEH DALAM BERBAGAI BAHASA
Aksara hanzi
untuk teh adalah 茶,
tapi diucapkan berbeda-beda dalam berbagai dialek bahasa Tionghoa. Penutur bahasa
Hokkien asal Xiamen
menyebutnya sebagai te, sedangkan penutur bahasa Kantonis di Guangzhou
dan Hong Kong
menyebutnya sebagai cha. Penutur dialek Wu di Shanghai
dan sekitarnya menyebutnya sebagai zoo.
Bahasa yang menyebut "teh"
mengikuti sebutan te menurut bahasa
Hokkien: bahasa
Afrikaans (tee), bahasa
Armenia, bahasa
Katalan (te), bahasa
Denmark (te), bahasa
Belanda (thee), bahasa
Inggris (tea), bahasa
Esperanto (teo), bahasa
Estonia (tee), bahasa Faroe
(te), bahasa
Finlandia (tee), bahasa
Perancis (thé), bahasa Frisia
(tee), bahasa
Galicia (té), bahasa
Jerman (Tee), bahasa
Ibrani (תה, /te/ or /tei/), bahasa
Hongaria (tea), bahasa Islandia
(te), bahasa
Irlandia (tae), bahasa
Italia (tè), bahasa Latin
(thea), bahasa
Latvia (tēja), bahasa
Melayu (teh), bahasa
Norwegia (te), bahasa
Polandia (herbata dari bahasa Latin
herba thea), bahasa
Gaelik-Skotlandia (tì, teatha), bahasa
Sinhala, bahasa
Spanyol (té), bahasa
Swedia (te), bahasa Tamil
(thè), bahasa Wales
(te), and bahasa
Yiddish (טיי, /tei/).
Bahasa yang menyebut "teh"
mengikuti sebutan cha atau chai: bahasa
Albania (çaj), bahasa Arab
(شَاي), bahasa
Bengali (চা),
bahasa
Bosnia (čaj), bahasa
Bulgaria (чай), bahasa Kapampangan (cha), bahasa
Cebuano (tsa), bahasa
Kroasia (čaj), Bahasa Ceko
(čaj), bahasa
Yunani (τσάι), bahasa Hindi
(चाय),
bahasa
Inggris Britania (char, chai)*, bahasa
Jepang (茶,
ちゃ, cha), bahasa Korea
(차), bahasa
Makedonia (čaj), bahasa
Malayalam, bahasa Nepal
(chai), bahasa
Persia (چاى), bahasa
Punjabi (ਚਾਹ), bahasa
Portugis (chá), bahasa
Rumania (ceai), bahasa Rusia,
(чай, chai), bahasa
Serbia (чај), bahasa
Slowakia (čaj), bahasa
Slovenia (čaj), bahasa
Swahili (chai), bahasa
Tagalog (tsaa), bahasa Thai
(ชา), bahasa Tibet
(ja), bahasa Turki
(çay), Bahasa
Ukraina (чай), bahasa Urdu
(چاى) dan bahasa
Vietnam (trà atau chè).
* Sudah jarang dituturkan.
KEMASAN
Teh celup
Teh dikemas dalam kantong kecil yang biasanya dibuat dari
kertas dengan tali. Teh celup sangat populer karena praktis untuk membuat teh,
tetapi pencinta teh kelas berat biasanya tidak menyukai rasa teh celup.
Teh saring
Teh dikemas dalam kantong kecil yang biasanya dibuat dari kertas
tanpa tali. Teh saring sangat populer karena praktis untuk membuat teh dalam
kuantitas banyak dan menghasilkan lebih pekat dibandingkan teh celup.
Teh seduh
(daun teh)
Teh dikemas dalam kaleng atau dibungkus dengan pembungkus
dari plastik atau kertas. Takaran teh dapat diatur sesuai dengan selera dan
sering dianggap tidak praktis. Saringan teh dipakai agar teh yang mengambang
tidak ikut terminum. Selain itu, teh juga bisa dimasukkan dalam kantong teh
sebelum diseduh. Mangkuk teh bertutup asal Tiongkok yang disebut gaiwan
dapat digunakan untuk menyaring daun teh sewaktu menuang teh ke mangkuk teh
yang lain.
Teh yang dipres
Teh dipres agar padat untuk keperluan penyimpanan dan
pematangan. Teh pu erh
dijual dalam bentuk padat dan diambil sedikit demi sedikit sewaktu mau diminum.
Teh yang sudah dipres mempunyai masa simpan yang lebih lama dibandingkan daun
teh biasa.
Teh stik
Teh dikemas di dalam stik dari lembaran aluminium tipis yang
mempunyai lubang-lubang kecil yang berfungsi sebagai saringan teh.
Teh instan
Teh berbentuk bubuk yang tinggal dilarutkan dalam air panas
atau air dingin. Pertama kali diciptakan pada tahun 1930-an tetapi tidak
diproduksi hingga akhir tahun 1950-an. Teh instan ada yang mempunyai rasa vanila,
madu,
buah-buahan,
atau dicampur susu bubuk.
C.
CARA PANEN
Tanaman teh memasuki masa petik
setelah berumur 3 tahun. Ada tiga bagian daun yang dipetik.
a.
Peko (Pucuk/tunas yang sedang tumbuh
aktif)
b.
Burung (Pusuk/tunas yang sedang
istirahat)
c.
Kepel (Daun kecil yang terletak di
ketiak daun tempat ranting tumbuh
Terdapat tiga macam petikan teh
a.
Petikan jendangan
Petikan pertama setelah pangkasan
untuk membentuk bidang petik agar datar dan rata.
b.
Petikan produksi
Dilakukan setelah petikan jendangan.
Cara pemetikannya sebagai berikut :
1. Semua
tunas yang melewati bidang petik dan memenuhi rumus petik harus diambil, tunas
yang melewati bidang petik tetapi belum memenuhi rumus petik dibiarkan.
2. Tunas yang
terlalu muda harus diambil
3. Semua pucuk
burung diambil
4. Tunas cabang
yang menyamping dan tingginya tidak lebih dari bidang pangkas dibiarkan.
c. Petikan
gandesan
Dilakukan di kebun yang akan
dipangkas dengan cara memetik semua pucuk tanpa melihat rumus petik. Periode
pemetikan ditentukan oleh umur dan kecepatan pembentukan tunas, ketinggian
tempat, iklim, dan kesehatan tanaman. Pucuk teh dipetik dengan frekuensi 6-12
hari. Teh hijau jepang dipanen dengan frekuensi 55 hari sekali. Produksi teh
mencapai 200 kg berat kering/tahun.
3. Pascapanen
Waktu memetik teh, jangan
menggenggam pucuk terlalu banyak. Pucuk hasil petikan ditempatkan di dalam
keranjang 10 kg yang digendong di atas punggung. Waring (keranjang bambu)
digunakan untuk menampung hasil petikan dengan ukuran minimal 150 cm x 160 cm
dengan daya muat 20 kg (maksimum 25 kg). Tempatkan waring dalam keadaan terbuka
dan tidak ditumpuk di tempat teduh (di los).
Pucuk teh yang digunakan sebagai
bahan baku pengolahan terdiri dari tangkai dan daun muda. Kandungan utama
yang terdapat pada pucuk teh adalah polifenol oxidase . Pucuk teh yang
digunakan dalam pengolahan teh yang utuh, berwarna hijau dan segar.
Agar pucuk teh bermutu tinggi,
perhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Jalur
penanganan harus dipersingkat, artinya pemindahan pucuk dari satu wadah ke
wadah yang lain seminal mungkin
b. Jangan
meninggalkan pucuk terlalu lama di kebun, angkat pucuk yang telah dipetik ke
pabrik 2-3 hari
c. Gunakan
pengemasan yang kokoh, seperti bambu dan kontiner
d. Isilah wadah secara longgar
dengan timbunan ideal 25 kg pucuk tiap meter persegi luasan dan tebal hamparan
30 cm
e. Berikan aerasi (udara) yang
cukup
f. Usahakan pucuk secepatnya
tiba di pabrik.
ALAT
DAN BAHAN
ALAT
:
·
Mikroskop
(Mikroskop Cahaya)
·
Spatel
·
Objek
Glass
·
Deg
Glass
·
Tisue
·
Pipet
tetes
BAHAN
:
·
Alkohol
·
Klorahidrat
·
Sampel
Simplisia
OBJEK YANG DIAMATI
· Daun Teh (Camelia sinensis L)
HASIL
2.
NAMA
OBJEK PENGAMATAN : DAUN TEH
Nama
Simplisia : Theae folium
Tanaman
asal : Camelia sinensis L
Divisi : Spermatophyta
Sub
divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledoneae
Ordo : Gulti cerales
Famili : Cameliaceae
Genus : Camelia
Spesies : Camelia sinensis L
Kandungan : Flouride, asam amino, theanine, anti
oksidan, queccetin
Khasiat : amsina (berfungsi sebagai
pelebar bronkus), angina dektoris, penyakit raskuler perifet dan
penyakit jantung koroner
Makroskopis : daun tunggal berbentuk lonjong
memanjang dengan pangkal daun runcing begerigi tungakai dan pendek panjang
0,2-0,4 cm, panjang daun 6,5-15 cm dan lebar 1,5-5 cm
Mikroskopis : Pada penampang melintang melalui
tulang daun tampak epidermis terdiri dari 1 lapisan sel berbentuk 4 segi
panjang, stomata hanya terdiri pada epidermis bawah
Literatur : Material medical indonesia (MMI)
Literatur gambar
Material Medical indonesia (MMI) Hal 487
Hasil
Mikroskopis
Perbesaran
10x40
Rambut
Penutup
Epidermis dengan mesofil
bagian atas
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 1989, Materia Medika
Indonesia Jilid V.VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Dharmayanti, Luky. Linda Rahmayanti. 2013. PETUNJUK
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI 1. Laboratorium Farmakognosi Akademi Farmasi Al-Fatah.
Bengkulu
DAUN
KUMIS KUCING (Orthosipon aristatus)
A.
ASAL
TUMBUHAN
Orthosiphon
aristatus atau dikenal
dengan nama kumis kucing
termasuk tanaman dari famili Lamiaceae/Labiatae[1]. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia yang mempunyai
manfaat dan kegunaan yang cukup banyak dalam menanggulangi berbagai penyakit.[2]
Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang
tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea
plants/java tea (Inggris), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengah
dan Jawa Timur) dan songot koneng (Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari
wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia.
B.
MONOGRAFI
Orthosiphon
aristatus atau dikenal
dengan nama kumis kucing
termasuk tanaman dari famili Lamiaceae/Labiatae[1]
CIRI-CIRI
Kumis kucing termasuk terna tegak, pada
bagian bawah berakar di bagian
buku-bukunya dan tingginya mencapai 2 meter.[2] Batang bersegi empat agak beralur
berbulu pendek atau gundul.[2] Helai daun berbentuk
bundar atau lojong, lanset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai
dari pangkalnya,[2] ukuran daun panjang 1 – 10cm dan lebarnya 7.5mm – 1.5cm. urat daun
sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan
berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang
tangkai daun 7 – 29cm. Ciri khas tanaman ada pada bagian kelopak bunga berkelenjar,
urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas
gundul. Bunga bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni berupa tandan yang keluar
dari ujung cabang dengan panjang 7-29 cm,
dengan ukuran panjang 13 – 27mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek
berwarna ungu dan kemudian
menjadi putih, panjang
tabung 10 – 18mm, panjang bibir 4.5 – 10mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang
sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian
atas. Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.75 – 2mm. 2.3. gagang berbulu
pendek dan jarang, panjang 1 mm sampai 6 mm.[2]
NAMA DAERAH
Kumis kucing (Melayu – Sumatra), kumis kucing (Sunda), remujung (Jawa),
se-salaseyan, songkot koceng (Madura).
DISTRIBUSI
- Cina: Cina - Fujian, Guangxi, Hainan, Yunnan
- Asia Timur: Taiwan
- Indo-Cina: Kamboja; Laos; Myanmar; Thailand; Vietnam
- Malesia: Indonesia; Malaysia; Papua Nugini; Filipina
- AUSTRALASIA: Australia: Australia - Queensland
KEGUNAAN SECARA EMPIRIS
Daun Kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai menanggulangi
berbagai penyakit, Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai
obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk
mengobati rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional
sebagai upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu
daun tanaman ini juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal,
kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis., reumatik dan menurunkan
kadar glukosa darah.[2] Selain bersifat diuretik, kumis kucing juga digunakan sebagai antibakteri.[2]
Pertumbuhan
Iklim
- 1) Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman ini adalah lebih dari 3.000 mm/tahun.
- 2) Dengan sinar matahari penuh tanpa ternaungi. Naungan akan menurunkan kadar ekstrak daun.
- 3) Keadaan suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini adalah panas sampai sedang.
Media Tanam
- 1) Tanaman ini dapat dengan mudah tumbuh di lahan-lahan pertanian, untuk produksi sebaiknya dipilih tanah yang gembur, subur, banyak mengandung humus/bahan organik dengan tata air dan udara yang baik.
- 2) Tanah Andosol dan Latosol sangat baik untuk budidaya kumis kucing.
Ketinggian
Ketinggian
tempat optimum tanaman kumis kucing 500 - 1.200 m dpl.
Hama dan penyakit
Hama
Selama ini tidak ada hama atau penyakit yang benar-benar merusak tanaman
kumis kucing. Hama yang sering ditemukan adalah kutu daun dan ulat daun.
Penyakit
Penyakit yang menyerang disebabkan oleh jamur upas (Upsia salmonicolor atau
Corticium salmonicolor). Jamur ini menyerang batang atau cabang tanaman yang
berkayu. Pengendalian dilakukan dengan perbaikan tata air, meningkatkan
kebersihan kebun, memotong bagian yang sakit, pergiliran tanaman dan
penyemprotan pestisida selektif.
Gulma
Gulma yang banyak tumbuh di lahan pertanaman kumis kucing cukup bervariasi
dan kebanyakan dari jenis gulma kebun seperti rumput teki, lulangan, ageratum,
alang-alang, dan rumput-rumput lainnya
Pengendalian hama/penyakit secara
organic
Sama seperti pada tanaman obat lainnya bahwa pengendalian hama/penyakit
secara organic pada pertanaman kumis kucing lebih diusahakan secara PHT
(pengendalian hama secara terpadu). Termasuk di dalamnya system bercocok tanam
secara tumpang sari akan dapat menghambat serangan hama/penyakit. Untuk
pengendalian gulma sebaiknya dilakukan secara manual dengan cara penyiangan
seperti telah dijelaskan di atas. Namun demikian apabila diperlukan dapat
diterapkan penyemprotan dengan insektisida maupun pestisida nabati. Beberapa
tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati dan digunakan dalam
pengendalian hama antara lain adalah:
- Tembakau (Nicotiana tabacum) yang mengandung nikotin untuk insektisida kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil misalnya Aphids.
- Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yang mengandung piretrin yang dapat digunakan sebagai insektisida sistemik yang menyerang urat syaraf pusat yang aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, dan lalat buah.
- Tuba (Derris elliptica dan Derris malaccensis) yang mengandung rotenone untuk insektisida kontak yang diformulasikan dalam bentuk hembusan dan semprotan.
- Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yang mengandung azadirachtin yang bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap seperti wereng dan serangga pengunyah seperti hama penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif untuk menanggulangi serangan virus RSV, GSV dan Tungro.
- Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yang bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida yang dapat digunakan sebagai insektisida dan larvasida.
- Jeringau (Acorus calamus) yang rimpangnya mengandung komponen utama asaron dan biasanya digunakan untuk racun serangga dan pembasmi cendawan, serta hama gudang Callosobrocus.
C.
CARA PANEN
Panen Kumis Kucing
Tanaman berumur 1 bulan setelah tanam, tangkai bunga belum muncul dan tinggi
tanaman sekitar 50 cm. Panen pertama jangan sampai terlambat karena akan
mempengaruhi produksi.
Daun dipanen dengan
cara memetik pucuk bedaun 3-5 helai kemudian merempal daun-daun tua di bawahnya
sampai helai ke 10.
Panen dilaksanakan
dalam periode 2-3 minggu sekali yaitu pada pertumbuhan optimum dari daun. Saat
panen yang tepat adalah pada saat awal pertumbuhan bunga tetapi belum tumbuh
bunga. Karena yang dimanfaatkan adalah daunnya maka bunga yang tumbuh sebaiknya
dirompes untuk dapat memaksimalkan pertumbuhan daun pada panen berikutnya.
Tanaman yang sehat dan
terpelihara menghasilkan rimpang segar sebanyak Dengan pemeliharaan yang
intensif, akan dihasilkan daun basah 6-9 ton/ha yang setara dengan 1-2 ton/ha
daun kering.
ALAT
DAN BAHAN
ALAT
:
·
Mikroskop
(Mikroskop Cahaya)
·
Spatel
·
Objek
Glass
·
Deg
Glass
·
Tisue
·
Pipet
tetes
BAHAN
:
·
Alkohol
·
Klorahidrat
·
Sampel
Simplisia
OBJEK
YANG DIAMATI
·
Daun Kumis Kucing (Orthosipon aristatus)
HASIL
- NAMA OBJEK PENGAMATAN : DAUN KUMIS KUCING
Nama
Simplisia : Orthosiphonis folium
Tanaman
asal : Orthosipon aristatus
Divisi : Magnoliophyta
Sub
divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosipon
Spesies : Orthosipon aristatus
Kandungan : Glikosida orthosiponin, minyak
atsiri, zat samak, kalium, sopofonim, saponin, mioinositol, sinansetin
Khasiat : Memperlancar pengeluaran air kemih(diuretik),
rematik, batuk, masuk angin, sakit pinggang, anti radang, radang ginjal, batu
ginjal
Makroskopis : Daun tunggal bertungkar berseliung berhadapan
warna ungu rapuh, bentuk bundar, nelah ketupat memanjang ujung lancip atau
tumpul, panjang 2-12 cm, lebar 1-8 cm, tungaki daun persegi warna agak ungu
Mikroskopis : Epidermis atas sel berbentuk persegi
empat terentang tangensia dinding antiklinal berbentuk kecuali pada sel sekitar
rambut
Epidermis bawah sel kecil dinding antiklinal
lebih berombak, stomata tipe diastik, terdapat dikedua permukaan, lebih banyak
dipermukaan bawah
Literatur : Material medical indonesia (MMI)
Literatur
gambar
Material
medical Indonesia (MMI) Hal 89
Hasil Mikroskopis
Perbesaran
10x40
Mesofil
epidermis
atas
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1989, Materia Medika
Indonesia Jilid V.VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Dharmayanti, Luky. Linda Rahmayanti. 2013. PETUNJUK
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI 1. Laboratorium Farmakognosi Akademi Farmasi Al-Fatah.
Bengkulu
DAUN
UNGU (Graptophylin pictum griff)
A. ASAL TUMBUHAN
Daun ungu (Graptophyllum pictum) atau
biasa disebut juga daun wungu
adalah tumbuhan obat
dari Papua Nugini dan Polinesia yang kemudian
menyebar ke Indonesia. Spesies ini
memiliki nama daerah sebagai berikut: demung,
tulak, wungu (Jw), daun temen-temen, handeuleum (Sd), karotong (Md), temen (Bl), kadi-kadi, kobi-kobi (Tn), dan daun putri (Am).[1]
Spesies ini aslinya berasal dari Papua Nugini dan Polinesia. Kemudian,
diperkenalkan ke Indo-Cina, Semenanjung Malaya, Filipina, dan Indonesia.
B.
MONOGRAFI
Daun ungu adalah tumbuhan perdu[2] yang tegak. Tingginya adalah 1,5-8 m.[3] Batangnya termasuk batang berkayu, beruas, permukaannya licin dengan warna
ungu kehijauan.[4] Daunnya tunggal,
bertangkai pendek, bentuknya bulat,[2] pertulangannya menyirip, permukaan atasnya mengkilap, dan tepinya rata.[4] Bunganya majemuk, keluar di ujung batang, dengan
rangkaian tandan yang berwaran keunguan dengan panjang 3-12 cm. Buahnya berbentuk kotak yang lonjong,[2] berwarna ungu kecoklatan. Bijinya bulat dan
putih dan berkulit tebal.[2] Akarnya berjenis tunggal dan berwarna coklat muda.[4]
KEMAMPUAN DAN MANFAAT
Untuk pemakain luar, daun ungu dapat digunakan untuk melembutkan kulit, borok, bisul, dan
bengkak karena terpukul.[2][3] Sementara untuk pemakaian dalam, daun ungu dapat mengobati batu ginjal, wasir, dan
hepatitis.[2] Selain itu, tumbuhan ini dapat menurunkan gula darah. Spesies ini
berpotensi sebagai anti-diabetes, dan lebih berkualitas lebih baik dibandingkan
dengan metformin (obat standar anti-diabetes).[6] Namun, percobaan menunjukkan daun ungu menyebabkan kematian hewan yang
dipercobakan, yakni tikus-albino swiss.[6] Sehingga diperlukan studi tentang toksisitas jangka panjang.[7]
Bagian daun ungu yang
digunakan ata dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional adalah bagian daun,
akar batang dan bunga daun ungu yang dapat digunakan untuk mengobati beberapa
penyakit berikut :
1. Wasir dan sembelit
rebus 10 g daun ungu segar, 15 g daun sendok segar, dengan 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Setelah dingin, saring dan minum ramuannya siang hari. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
1. Wasir dan sembelit
rebus 10 g daun ungu segar, 15 g daun sendok segar, dengan 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Setelah dingin, saring dan minum ramuannya siang hari. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
2. Pendarahan
Siapkan 1 genggam daun ungu dan pegagan atau rumput mutiras untuk pendarahan segar, 3 tanaman tempuh wiyang seutuhnya, 3 siung bawnag merah dan adas, 1.2 jari pulosari dan rimpang kunyit. Cuci bersih semua bahan-bahan yang telah disiapkan, kemudian potong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 gelas Setelah dingin, saring dan minum ramuannya pagi dan sore hari masing-masing 1 gelas.
3. Bengkak karena terpukul dan melancarkan keputihan
rebus 15 g [1]daun ungu segar atau kering dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas, setelah dingin, minum ramuannya 3 kali sehari masing-masing 1 gelas. Lakukan pengobatan ini hingga sembuh.
4. Pengobatan wasir yang sampai berdarah
Ambil 3 lembar daun ungu (daun hendeulum daun teman) dan 2 kerat kunyit Seduh dengan air panas sebanyak satu gelas untuk diminum pad malam hari dan buat malam haru satu gelas untuk diminum pagi hari. Disamping minum seduhan daun ungu, [2]wasir juga sebaiknya dikompres dengan urin dingin (beri es batu) agar pendarahan bisa cepat terhenti. Niscaya dalam beberapa hari pendarahan akan terhenti dan wasir sembuh.
5. Mempelancar Haid
Rebus 3 sendok makan bunga daun ungu yang sudah dikeringkan dengan disaring. Minum 3 hari menjelang datang bulan (haid).
6. Bisul
Siapkan 2 lembar daun ungu dan minyak kelapa secukupnya. Olesi daun ungu dengan minyak kelapa kemudian panggang di atas api. Tempelkan pada bagian yang sakit ([3]Bisul) dalam keadaan hangat-hangat.
C. CARA
PANEN
Pemanenan dilakukan setelah
daun-daun membuka sempura, utamakan pada daun yang mendapat banyak sinar
matahari sewaktu proses fotosintesis berlangsung maksimal. Dipotong pada
tangkai dan hendaknya dilakukan secara manual
ALAT
DAN BAHAN
ALAT
:
·
Mikroskop
(Mikroskop Cahaya)
·
Spatel
·
Objek
Glass
·
Deg
Glass
·
Tisue
·
Pipet
tetes
BAHAN
:
·
Alkohol
·
Klorahidrat
·
Sampel
Simplisia
OBJEK
YANG DIAMATI
·
Daun
Ungu (Graptophylin pictum griff)
HASIL
4. NAMA OBJEK PENGAMATAN : DAUN UNGU
Nama
Simplisia : Graptophylin pictum
Tanaman
asal : Graptophylin pictum griff
Divisi : Spermatophyta
Sub
divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotylodonae
Ordo :
Solonales
Famili : Acanthaceae
Genus : Graptophyllum
Spesies : Graptophyllum pictum griff
Kandungan : olkosid, alkaloid, idnonsitik,
steroid, tanin, saponin, asam formal, falvonoid, kalsium oksalat
Khasiat : Wasir atau ambien
Makroskopis : Daun tunggal helaiana daun hijau
keunguan sampai hijau kehitaman, bentuk jorong panjang 8-20 cm, lebar 3-13 cm,
ujung daun lancip, daun agak berombak
Mikroskopis : Pada penampang melintang melalui
tulang dan tanpa epidermis atas terdiri dari lapisan sel berbentuk segi empat
persegi panjang.
Literatur : Material medical indonesia (MMI)
Literatur
gambar
MMI
Hasil
Mikroskopis
Perbesaran
10x40
Litosis
Kolenkim tulang
daun terhelai membujur
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 1989, Materia Medika
Indonesia Jilid V.VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Dharmayanti, Luky. Linda Rahmayanti. 2013. PETUNJUK
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI 1. Laboratorium Farmakognosi Akademi Farmasi Al-Fatah. Bengkulu
DAUN
PANDAN (Pandanus
amaryllifolius roxb)
A.
ASAL
TUMBUHAN
Pandan wangi (atau biasa disebut pandan
saja) adalah jenis tumbuhan monokotil dari famili
Pandanaceae yang memiliki daun
beraroma wangi yang khas. Daunnya merupakan komponen penting dalam tradisi
masakan Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
B.
MONOGRAFI
Tumbuhan ini mudah dijumpai di pekarangan atau tumbuh liar di tepi-tepi
selokan yang teduh. Akarnya besar dan memiliki akar
tunjang yang menopang tumbuhan ini bila telah cukup besar. Daunnya
memanjang seperti daun palem dan tersusun secara roset yang rapat, panjangnya
dapat mencapai 60cm. Beberapa varietas memiliki tepi daun yang bergerigi.
KEGUNAAN
Daun tumbuhan merupakan komponen cukup penting dalam tradisi boga Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya sebagai pewangi
makanan karena aroma yang dihasilkannya. Daun pandan biasa dipakai dalam
pembuatan kue atau masakan lain seperti kolak
dan bubur kacang hijau.
Sewaktu menanak nasi, daun pandan juga kerap diletakkan di sela-sela nasi
dengan maksud supaya nasi menjadi beraroma harum.
Aroma harum yang khas ini terasa kuat ketika daunnya masih cukup segar atau
agak kering. Selain sebagai pengharum kue, daun pandan juga dipakai sebagai
sumber warna hijau bagi makanan (selain daun suji),
sebagai komponen hiasan penyajian makanan, dan juga sebagai bagian dalam
rangkaian bunga di pesta perkawinan (dironce) untuk mengharumkan ruangan.
KHASIAT
1. Menghilangkan ketombe
caranya yaitu dengan menumbuk daun pandan sampai halus, kemudian peras dan saring sehingga didapatkan air pandan yang wangi. kemudian oleskan ke seluruh bagian rambut yang memiliki ketombe dan ulangi secara berkala sampai ketombe menjadi hilang
2. Menghitamkan rambut
caranya ambil daun pandan sebanyak 10 lembar, kemudian potong-potong sepanjang 2-3 cm, lalu rebus dengan air putih sebanyak 2 gelas, sehingga dihasilkan air rebusan menjadi 1 gelas. Kemudian diamkan selama satu malam (diembunkan).
ambil 3 buah mengkudu masak, kemudian parut sehingga menghasilkan air perasan. Setelah itu campurkan air perasan mengkudu tadi dengan air pandan dan pakailah layaknya sampo pada rambut anda secara merata, kemudian bilas sampai bersih dengan air putih.dan dilakukan seminggu 3-4 kali
3. Menurunkan Darah Tinggi
caranya adalah dengan merebus daun pandan dengan air putih 2 gelas hingga didapatkan sisa 1gelas air saja,
Setelah itu minum pada pagi hari dan sore hari, sehingga darah tinggi anda normal.
4. sebagai penenang bagi yang lagi galau ataupun gelisah
Ambilah 3 lembar daun pandan,cuci bersih. kemudian seduh dengan segelas air panas dan tambahkan madu jika perlu,setelah itu minum selagi masih hangat.
5. Rematik dan pegal linu
ambilah 3 lembar daun panda terus iris-iris tipis, kemudian campurkan dengan setengah gelas minyak kelapa panas(diseduh) dan aduk-aduk sampai daun pandan menjadi layu, setelah itu dinginkan.
Kemudian campurkan ramuan tadi dengan minyak kayu putih dan oleskan terhadap bagian yang terkena rematik ataupun pegal linu
6. Penambah Nafsu makan
caranya ambilah daun pandan sebanyak 2 lembar kemudian rebus dengan air putih 2 gelas sampai menyisakan 1 gelas, setelah itu minum pada pagi dan sore hari. Jika perlu campurkan dengan madu sebagai penambah rasa manis.
1. Menghilangkan ketombe
caranya yaitu dengan menumbuk daun pandan sampai halus, kemudian peras dan saring sehingga didapatkan air pandan yang wangi. kemudian oleskan ke seluruh bagian rambut yang memiliki ketombe dan ulangi secara berkala sampai ketombe menjadi hilang
2. Menghitamkan rambut
caranya ambil daun pandan sebanyak 10 lembar, kemudian potong-potong sepanjang 2-3 cm, lalu rebus dengan air putih sebanyak 2 gelas, sehingga dihasilkan air rebusan menjadi 1 gelas. Kemudian diamkan selama satu malam (diembunkan).
ambil 3 buah mengkudu masak, kemudian parut sehingga menghasilkan air perasan. Setelah itu campurkan air perasan mengkudu tadi dengan air pandan dan pakailah layaknya sampo pada rambut anda secara merata, kemudian bilas sampai bersih dengan air putih.dan dilakukan seminggu 3-4 kali
3. Menurunkan Darah Tinggi
caranya adalah dengan merebus daun pandan dengan air putih 2 gelas hingga didapatkan sisa 1gelas air saja,
Setelah itu minum pada pagi hari dan sore hari, sehingga darah tinggi anda normal.
4. sebagai penenang bagi yang lagi galau ataupun gelisah
Ambilah 3 lembar daun pandan,cuci bersih. kemudian seduh dengan segelas air panas dan tambahkan madu jika perlu,setelah itu minum selagi masih hangat.
5. Rematik dan pegal linu
ambilah 3 lembar daun panda terus iris-iris tipis, kemudian campurkan dengan setengah gelas minyak kelapa panas(diseduh) dan aduk-aduk sampai daun pandan menjadi layu, setelah itu dinginkan.
Kemudian campurkan ramuan tadi dengan minyak kayu putih dan oleskan terhadap bagian yang terkena rematik ataupun pegal linu
6. Penambah Nafsu makan
caranya ambilah daun pandan sebanyak 2 lembar kemudian rebus dengan air putih 2 gelas sampai menyisakan 1 gelas, setelah itu minum pada pagi dan sore hari. Jika perlu campurkan dengan madu sebagai penambah rasa manis.
C. CARA
PANEN
Pemanenan dilakukan pada daun yang sudah tua yang terletak pada bagian
bawah. Daun yang tidak layak untuk dianyam juga ikut dipanen dengan tujuan
untuk membersihkan rumpun pandan, sehingga pada panen berikutnya menghasilkan
daun pandan yang berkualitas baik. Pemanenan dilakukan dengan memotong bagian
bawah daun memakai pisau. Cara ini masih dianggap efektif dan efisien, karena
pemanenan bersifat selektif hanya untuk daun yang sudah tua. Daun pandan yang
sudah dipanen, langsung dipisahkan sesuai ukuran untuk memudahkan dalam
penyortiran. Penyortiran perlu dilakukan karena produk anyaman ditentukan oleh
ukuran panjang daun pandan
Pembuangan duri dan pembelahan daun
pandan :
Pembuangan duri perlu dilakukan secara hati-hati karena duri daun pandan
cukup tajam. Pembuangan duri dilakukan untuk memudahkan proses penganyaman.
Pembelahan dilakukan hampir seragam 0.5-0.7 cm karena produk anyaman yang akan
dihasilkan berupa sumpit dan tikar memerlukan ukuran daun yang seragam.
Pembelahan dilakukan sebaiknya pada saat daun masih segar untuk memudahkan
pengerjaan dan menjaga kualitas daun
ALAT
DAN BAHAN
ALAT
:
·
Mikroskop
(Mikroskop Cahaya)
·
Spatel
·
Objek
Glass
·
Deg
Glass
·
Tisue
·
Pipet
tetes
BAHAN
:
·
Alkohol
·
Klorahidrat
·
Sampel
Simplisia
OBJEK
YANG DIAMATI
·
Daun
pandan (Pandanus amaryllifolius
roxb)
HASIL
5.
NAMA
OBJEK PENGAMATAN : DAUN PANDAN
Nama
Simplisia : Pandanis folium
Tanaman
asal : Pandanus amaryllifolius
roxb
Divisi : Magnoliophyta
Sub
divisi : Spermatopyhta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Pandanale
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Spesies : Pandanus amaryllifolius roxb
Kandungan : Minyak menguap
Khasiat : Bahan pewangi
Makroskopis : Helaian daun tunggal, liat umumnya
tidak utuh warna hijau tua bentuk garis, ujung daun lancip, pinggir daun
sedikit berduri kecil, tidak bertangkai, tulang daun sejajar, serbuk berwarna
hijau muda, frogmen pengenal adalah epidermis atas, epidermis bawah, berkas
pembuluh dengan hablur kalsium oksalat
Mikroskopis : Pada penampang melintang melalui
tulang daun tampak epidermis
terdiri lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis,
sedikit stomata epidermis bawah
Literatur : Material medical indonesia (MMI)
Literatur
gambar
Material
Medical Indonesia (MMI) Hal 382
Hasil Mikroskopis
Perbesaran
10x40
Epidermis
bawah
Epidermis
atas
Rambut
penutup
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 1989, Materia Medika
Indonesia Jilid V.VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Dharmayanti, Luky. Linda Rahmayanti. 2013. PETUNJUK
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI 1. Laboratorium Farmakognosi Akademi Farmasi Al-Fatah.
Bengkulu
http://jordymanurung.blogspot.com/2013_04_01_archive.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar